Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com
Sang Cheol mengatakan bahwa semua orang di dunia hukum bermain golf atau makan tuna dengan ayahnya, Tuan Oh. Ia bilang terlalu banyak orang terlibat dalam insiden golf itu untuk diselidiki.
Ia lalu menyodorkan beberapa amplop besar. Tuan Choi bertanya apa isinya. “Penghindaran pajak ayahku. Saat dia membeli tanah dan gedung, dia menghindar membayar pajak jutaan dolar,” kata Sang Cheol yang benar-benar ingin menjatuhkan ayahnya sendiri.
Tuan Choi mendengarkan dengan seksama. Sang Cheol bilang ayahnya juga tidak melaporkan bayaran hukum yang diterima secara tunai, sehingga tidak dilaporkan dalam pajak penghasilan. Tuan Choi bertanya kenapa Sang Cheol melakukan itu.
“Ayahku membela Lee Ho Sung. Lebih baik menjatuhkan mereka berdua, bukan?” jawab Sang Cheol. Tuan Choi bertanya kenapa Sang Cheol harus melakukannya melalui mereka, tidak melakukannya sendiri.
Sang Cheol bilang seorang anak tidak mungkin menyerang ayahnya sendiri. “Itu keji,” ujarnya. Tuan Choi tersenyum dan bilang akan merilis bukti itu pada waktu yang tepat agar dampaknya maksimal.
Sang Cheol berdiri dan berkata, “Mari makan dengan pimpinan.” Tuan Choi tertawa dan ikut berdiri. Sang Cheol mengajaknya berjabat tangan dan Tuan Choi setuju.
Di Kantor Hakim, Kang Ho membaca putusan yang dibuat So Eun sebelumnya tentang Lee Soon Chul. Di sana tertulis Soon Chul benar menyerang korban hingga menyebabkan kerusakan properti.
‘Meski korban mabuk, namun nyawanya tidak terancam hingga pemaksaan harus dilakukan… dan…’ baca Kang Ho dengan ragu. So Eun bertanya apa putusan yang ia buat berbeda dengan putusan Kang Ho. “Aku tidak menulis putusan,” kata Kang Ho.
So Eun mengingatkan bahwa Kang Ho harus memimpin sidang sekarang. “Aku akan membaca ini saja,” kata Kang Ho. So Eun bertanya apa Kang Ho sungguh akan membaca putusan pemagang. “Ini putusan terbaik.”
Kang Ho tersenyum dan berdiri. “Ayo,” ajaknya. So Eun tidak membalas senyuman itu dan malah menunduk sedih. So Eun bertanya apa benar ini hari terakhir Kang Ho bekerja.
Kang Ho mengangguk. “Aksi terakhirku sebagai hakim,” ujarnya lalu tersenyum lagi.
Di Ruang Sidang, So Eun melihat terdakwa, Lee Soon Chul, yang duduk tidak jauh darinya. Soon Chul adalah seorang petugas Panggilan Darurat.
Kang Ho masuk ke Ruang Sidang dan semua orang diminta berdiri. Ia lalu berjalan menuju kursinya. Bok Soo dan Eun Jung yang bertugas mencatat tampak sedih. Kang Ho pun duduk dan hadirin dipersilakan duduk kembali.
Kang Ho menatap So Eun yang tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Ia membuka dokumennya dan akan membacakan putusan atas kasus 2018G237 atas terdakwa Lee Soon Chul.
Soon Chul berjalan dari kursi hadirin ke kursi terdakwa. Ia menundukkan kepala untuk memberi salam dan Kang Ho membalas salamnya.
Tepat di luar ruang sidang, seorang pria sesama petugas Panggilan Darurat yang pernah hadir sebagai saksi, tampak berlari hingga pintu Ruang Sidang. Ia berhenti dan mengatur napasnya.
Ia masuk ke Ruang Sidang dan melihat Soon Chul sedang berdiri untuk mendengar putusan Kang Ho. Ia lalu duduk di kursi hadirin dengan khawatir.
Kang Ho membacakan bahwa walaupun paksaan yang dilakukan Soon Chul kepada korban mabuk itu berlebihan, tapi itu semua termasuk dalam prosedur yang dibutuhkan paramedis untuk melindungi nyawa dan keselamatan orang.
“Tidak diragukan terdakwa dengan tulus berusaha melakukan yang terbaik. Terdakwa telah menghadapi banyak situasi serupa dan mengakui tindakannya mungkin memiliki konsekuensi hukum. Meski demikian, dia bersiap untuk keadaan darurat yang merupakan tindakan berani yang timbul dari keryakinannya untuk menyelamatkan nyawa seseorang,” kata Kang Ho.
Soon Chul terkejut dengan pernyataan Kang Ho itu. So Eun memperhatikan Soon Chul sambil tersenyum.
Teman Soon Chul yang tadinya terlihat khawatir, sekarang akhirnya terlihat senang dan terharu.
Kang Ho tersenyum sendiri dan melanjutkan membaca putusannya. “Hukum tidak bisa menghukum keberanian yang dibenarkan. Orang seperti ini harus dihargai dan disyukuri. Maka terdakwa, Lee Soon Chul, dinyatakan tidak bersalah.”
Soon Chul tidak percaya dengan putusan itu, padahal sebelumnya ia sudah pasrah dengan putusan terburuk sekalipun. “Sudah berakhir. Anda boleh pergi,” bisik Kang Ho sambil tersenyum. Soon Chul memberi salam, lalu meninggalkan kursi terdakwa.
So Eun ikut tersenyum bahagia.
Kang Ho berdiri, sehingga petugas meminta para hadirin berdiri. Petugas itu bahkan membukakan pintu untuk Soon Chul yang kebingungan. Kang Ho lalu mempersilakan Soon Chul keluar.
Teman Soon Chul menyambutnya dan mengajaknya pergi. Soon Chul hampir menangis saking terharunya.
Kang Ho memperhatikan seisi ruangan. Bok Soo bahkan mengacungkan jempol untuknya. So Eun dan Eun Jung juga tersenyum bangga padanya.
“Persidangan… dibubarkan,” kata Kang Ho lalu membungkuk memberi salam. Semua hadiri membalas salamnya.
Di luar Ruang Sidang, Soon Chul terduduk lemas. Ia akhirnya menangis karena merasa lega. Temannya merangkulnya dan ikut menangis bahagia.
0 comments: